Sejarah Kantor
Seiring dengan kebutuhan manusia yang bertambah terus, kebutuhan akan ruang tersebut adalah kebutuhan yang berasal dari profesi manusia yang formal,
sehingga mulailah manusia membangun perfasilitasan akanruang-ruang
perkantoran, yang tampak jelas mulai tumbuhnya gedung-gedung perkantoran setelah tahun 1880. Begitulah yang dikatakan oleh Santa R. dan Roger C. dalam
bukunya Tomorrow‟s Office, “Business in changing worldwide”
Konsep sederhana mengenai kehadiran kantor merupakan suatu ruang di dalam rumah, tetapi akhirnya terjadi pergeseran budaya yang mengakibatkan rumah tinggal tidak lagi dijadikan tempat tinggal, melainkan tempat bekerja seutuhnya yang lebih nyaman dan tentunya formal. Hal ini dikarenakan pasifnya manusia itu untuk lebih banyak beraktivitas pada ruang lain di dalam rumah selain di ruang kerja.
“Eventually it wasn‟t possible or sensible to live when the office was, and the office remained as a room in a house where no one lived. Such a house was soon filled with office as the turn of events changed a formerly residential neighborhood into a business neighborhood. Actually, an old house serves fairly well as a small office building. It provides a number of small rooms, and the necessary services in a way that has a sense of comfort and informality.” (Pile 12-13).
Sebagai perkembangan konsep interior kantor berikutnya menurut John F.
Pile dalam bukunya Interiors Second Book of Offices, ternyata kantor membutuhkan lebih dari satu ruang. Hal ini terkait pula oleh kebutuhan manusianya yang sangat kompleks. Pada satu kantor terdiri dari ruang-ruang kecil di dalamnya, dimana tiap ruang tersebut berbeda fungsi dan peranannya. Ruang-ruang baru tersebut ditata berjajar dan saling bersebelahan, seperti layaknya tatanan kamar di hotel.